siranews.com - 03/18/2025, 06:14 WIB
Tim Redaksi
Sumber energi alternatif adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan, seperti energi matahari yang dikonversi dalam bentuk PLTS.
Salah satu komponen yang ada dalam sistem PLTS yakni panel surya. Komponen satu ini berfungsi untuk mengkonversi energi surya menjadi energi listrik DC. Selanjutnya, inverter akan merubah arus DC tersebut menjadi listrik AC yang akan disalurkan ke sistem distribusi jaringan listrik nasional melalui panel distribusi.
Selain bermanfaat dalam membantu proses fotosintesis tumbuhan, energi surya kerap kali dimanfaatkan untuk membantu kegiatan harian manusia, seperti mengeringkan pakaian dan bahan pangan. Bagi kesehatan manusia, energi surya juga berdampak pada pembentukan vitamin D bagi imunitas tubuh, kesehatan mental, memperbaiki kualitas tidur dan masih banyak lagi.
Selain itu, energi surya dimanfaatkan sebagai listrik dalam sistem pembangkit listrik tenaga surya, yang kemudian disalurkan kepada alat-alat elektronik. Misalnya, pompa air bertenaga surya untuk mengairi persawahan, sistem panel surya sebagai sumber listrik industri, dan stasiun pengisian daya dengan tenaga surya di ruang publik.
Keperluan Rumah Tangga
Kementerian ESDM melaporkan realisasi pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap bergerak kearah peningkatan yang signifikan dari 1,52 MW untuk tahun 2018 menjadi 65,87 MW pada Juli 2022. Dengan demikian, sistem PLTS Atap skala rumah tangga membuka jalan bagi masyarakat dalam wujud peran aktif pemanfaatan energi terbarukan.
Sistem PLTS Atap untuk skala rumah tangga kategori sedang umumnya menggunakan daya 1.300 Watt, dengan spesifikasi panel surya 2 buah masing-masing 250 WP, baterai 2 buah masing-masing 100 AH, kontrol panel surya 130 dan inverter 1300 Watt. Dengan biaya beban listrik per bulan Rp200.000 sampai dengan Rp300.000, jauh lebih hemat dibandingkan dengan tenaga listrik konvensional yang menghasilkan Rp300.000 sampai dengan Rp400.000 per bulannya.
Sumber Energi Alternatif Sektor Industri
TREC Universitas Indonesia melakukan studi terkait penggunaan PLTS Atap pada industri, dan diketahui dapat mengurangi biaya penggunaan listrik sebesar 16% dari total kebutuhan listrik industri tersebut. Hal ini lebih besar dari mekanisme net-billing, dengan asumsi tarif listrik yang terus meningkat 3% setiap tahunnya.
Sumber Energi untuk Transportasi
Kendaraan bertenaga surya yang telah tercipta salah satunya yakni hasil karya dari mahasiswa ITSB berupa sepeda listrik. Kendaraan ini dirancang dengan menerapkan sel surya, dimana panel surya terpasang pada fender depan dan belakang sepeda. Pada pijakannya, terdapat berbagai macam komponen pendukung yaitu dua buah baterai 12 volt, controller dan power booster.
Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga memanfaatkan ketersediaan tenaga surya sebagai sumber energi listrik pada kapal 5 GT di Nusa Tenggara Timur. Energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghidupkan peralatan listrik dan lampu kapal di malam hari, dan digunakan sebagai alat bantu penangkapan ikan. Dalam sehari, sistem ini dapat menghasilkan energi sebanyak 0,53 kWh.
Sumber Listrik Utama di Area Terpencil
Pemerintah memprioritaskan penyediaan tenaga listrik di wilayah terpencil yang kondisinya masih minim bahkan sama sekali belum terjamah oleh pembangkit listrik regular. Dengan menyediakan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp untuk masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWP PLTS untuk daerah terpencil.
Penggunaannya diarahkan untuk pembangkit sistem irigasi sawah dan ladang, penerangan fasilitas desa seperti puskesmas dan balai pemasyarakatan, sampai pada titik proyek percontohan di rumah-rumah warga. Seperti implementasi yang terjadi di Dusun Cilele Kabupaten Karawang, dan Desa Wringinputih Kabupaten Magelang.
Sumber :
“https://sunenergy.id/en/blog/pemanfaatan-energi-alternatif-tenaga-surya”