siranews.com - 12/04/2025, 14:23 WIB
Tim Redaksi
SIRANEWS.COM, JAKARTA – Sistem pendidikan nasional memang dikenal plintat-plintut. Ganti menteri ganti pula kebijakan. Alhasil, yang satu belum membuahkan hasil sudah menyusul program lain.
Penjurusan SMA yang baru beberapa tahun terakhir ditiadakan pada zaman Nadiem Makarim, misalnya. Kini, Kementerian (Kemendikdasmen) berencana akan menghidupkannya kembali.
Tak hanya itu, muatan mata pelajaran dari SD-SMA juga akan dikurangi sehubungan dengan deep learning. “Jurusan akan kita hidupkan lagi, IPA, IPS, Bahasa. Di TKA (Tes Kemampuan Akademik) ada tes wajib Bahasa Indonesia dan Matematika,” ungkap Mendikdasmen Abdul Mu’ti di sela-sela halalbihalal bersama Forum Wartawan Pendidikan (Fortadikbud) di Perpustakaan Kemendikdasman, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (11/4/2025).
“Kalau jurusan IPA, boleh pilih Fisika, Kimia atau Biologi. Kalau IPS ada Akuntansi dan sebagainya,” imbuhnya.
Jurusan yang akan dihidupkan ini memang terkait TKA buat SMA yang akan dimulai pada November 2025. Hal ini lantaran TKA buat kelas 12 SMA bisa digunakan untuk pembobotan untuk mendaftar ke perguruan tinggi negeri tanpa tes.
Meskipun TKA tidak wajib, namun benefit itu yang akan diperoleh siswa yang ikut TKA. “Kemampuan akademik seseorang akan jadi landasan, bisa dilihat nilai kemampuan akademiknya. Kami dapat info menarik, ada jurusan IPS diterima di FK (Fakultas Kedokteran). Diterima sih diterima, tapi nantinya jadi kesulitan karena dasarnya tak berbasis mata pelajaran,” urainya.
Selain itu, imbuh Mu’ti, muatan mata pelajaran dari SD hingga SMA akan dikurangi. Mu’ti menegaskan bukan mata pelajarannya yang dikurangi melainkan muatan setiap mata pelajaran yang akan dikurangi.
“Beberapa mata pelajaran, pokok bahasannya akan dikurangi. Pokok bahasan dalam mata pelajaran. Dimulai dari SD sampai SMA. Ini terkait pembelajaran mendalam (deep learning). Pembelajaran mendalam menekankan proses berpikir tinggi, meaningful (penuh makna), kontekstual dan memberikan pendalaman. Materi dikurangi, mata pelajaran tetap, bahkan ada penambahan coding dan AI (artificial intelligence) meski pilihan. Walaupun saya menduga yang menerapkan akan banyak sekali,” jelas Mu’ti.
“Tahun ajaran baru 2025/2026 ada beberapa perubahan, tunggu sampe permen (peraturan menteri) terbit,” paparnya.